KOMPAS.com – Tujuan konsep dan teori keperawatan adalah untuk dapat memberikan alasan mengenai kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan, dan meningkatkan pengetahuan para perawat.
Selain itu, konsep dan teori keperawatan juga bertujuan untuk dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan.
Beberapa model konsep dan teori keperawatan menurut ahli sebagai berikut:
Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal dengan nama konsep manusia sebagai unit.
Asumsi dari Martha adalah manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dengan sifat dan karakteristik yang berbeda-beda.
Proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang meliputi:
Konsep utama teori Virginia Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungannya.
Henderson memandang manusia sebagai individu yang memerlukan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan guna meraih kemandirian.
Baca juga: Biografi Florence Nightingale, Pelopor Perawat Modern
Nightingale sebagai pioner era modern mengembangkan teori keperawatan yang sangat dipengaruhi oleh pandangan filosofinya mengenai interaksi manusia atau klien dengan lingkungannya.
Nightingale memandang penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan (reparative process). Upaya membantu proses tersebut dapat dilakukan dengan manipulasi lingkungan eksternal. Manusia memiliki kemampuan alamiah terhadap proses penyembuhan.
Selain itu, model konsep Florence Nightingale memosisikan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan perawat tidak perlu memahami semua proses penyakit.
Model konsep Florence Nightingale berupaya untuk memisahkan antara profesi keperawatan dengan kedokteran.
Pemberian asuhan atau tindakan keperawatan lebih berorientasi pada yang adekuat (memenuhi syarat), dengan dimulai dari mengumpulkan data.
Menurut teori King, dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerja yang terdiri atas sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial yang saling berkaitan satu sama lain.
Imogene King memandang pasien sebagai sistem personal di dalam lingkungan, sebagai makhluk yang memiliki daya bereaksi, makhluk yang berorientasi pada waktu, dan makhluk sosial dengan kemampuan untuk berpikir, menetapkan dan meraih tujuan, serta mengambil keputusan.
Keperawatan dipandang sebagai aksi, reaksi, interaksi, dan transaksi dari proses interpersonal.
Selain itu, teori King dikenal sebagai “theory of goal attaintment”.
Teori Jean Watson yang sudah dipublikasikan dalam keperawatan yaitu “human science dan human care”
Jean Watson memercayai bahwa yang menjadi fokus utama dalam keperawatan ada pada carative faktor yang bermula dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan pengetahuan ilmiah.
Baca juga: Marie Thomas, Dokter Perempuan Pertama di STOVIA
Roy memandang individu sebagai makhluk bio-psiko-sosial yang harus dipandang sebagai satu kesatuan utuh yang secara terus-menerus berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya
Jika stressor atau stimulus mempunyai dukungan dari faktor-faktor konseptual dan residual, maka akan muncul interaksi yang sering disebut sebagai stres.
Oleh karena itu, sangat diperlukan keperawatan untuk mengatasi stres.
Callista Roy juga mengembangkan model keperawatan yang dikenal sebagai adaptation model.
Orem memandang individu sebagai suatu kesatuan utuh yang terdiri atas sesuatu yang bersifat fisik, psikologis, dan sosial, dengan derajat kemampuan mengasuh diri (self care ability) yang berbeda-beda.
Menurut pandangan tersebut, Orem berpendapat bahwa tindakan atau kegiatan perawatan ditujukan kepada upaya memacu kemampuan mengasuh diri sendiri.
Dorothea E. Orem menyatakan bahwa teorinya, yaitu “self-care deficit theory of nursing” merupakan teori umum atau general theory.
Orem juga mengemukakan lima metode bantuan sebagai berikut:
Model konsep Myre Levine melihat klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.
Menurutnya, intervensi keperawatan adalah bantuan terhadap klien secara holistis dan merupakan proses kegiatan keperawatan, mempercepat proses adaptasi yang ikut berperan dalam proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan.
Pada tahun 1973, ia mengemukakan empat prinsip konservasi, yaitu:
Baca juga: Konsep Sakit: Timbulnya Penyakit dan Kejadian Luar Biasa
Referensi: